CelotehanAkhwat - Serangan Rusia terhadap wilayah Aleppo, menyebabkan ribuan warga suriah mengungsi ke perbatasan Turki.
Pasukan pro-Assad, yang didukung oleh serangan udara Rusia, sedang mencari cara untuk merebut kembali wilayah kota terbesar Suriah yang berada di bawah kendali kelompok pejuang.
Meskipun perang terjadi, tetap ada sekolah di Aleppo yang masih beroperasi. Sekolah tersebut beroperasi di bawah tanah untuk berlindung dari serangan bom.
Namun, kehadiran siswa yang rendah, lemahnya kurikulum, kurangnya dana serta serangan udara yang terus menargetkan sekolah, menjadi hambatan utama bagi siswa dan guru.
Samir Atrash (16), seorang siswa SMA, berjalan ke sekolah di tengah puing-puing reruntuhan. Meskipun mengalami kehidupan yang sulit sejak pecahnya perang lima tahun yang lalu, ia tetap semangat untuk sekolah dan ia menyukai kelas akutansi.
Atrash mengatakan, sebelumnya sekolah ini telah ditutup selama bertahun-tahun akibat dari perang yang terjadi. “Saya dan teman saya harus berhenti sekolah selama lebih dari dua tahun,” urainya.
Sekolah itu ditutup antara tahun 2012 dan 2014. Namun sekarang sekolah telah dibuka. “Meskipun ada bom, tetapi lebih baik dari sebelumnya,” katanya kepada Al Jazeera, (15/2).
Lain halnya dengan Al-Agha yang berhenti total dari sekolahnya pada 2012. Saat itu, keluarganya mulai berpindah-pindah sehingga membuatnya sulit untuk melanjutkan studi.
Agha mengatakan, ia ingin kembali ke sekolah secepat mungkin. Tapi ayahnya terus mengatakan bahwa sekolahnya menjadi sasaran bom dari rezim Assad.
Akibatnya timbul ketakutan dalam diri Agha dan membuat ia berpikir bahwa hidup di jalan jauh lebih aman daripada pergi ke sekolah.
sumber : islampos.com
loading...
Cerita Anak-anak Suriah Bertahan Sekolah di Tengah Gempuran Rusia
4/
5
Oleh
asckha