Sudah sering kita mendengar nasihat jika kita tidak boleh menilai orang dari penampilan luarnya.
Banyak orang-orang kaya yang berpakaian sangat sederhana dan orang-orang pintar yang jarang menunjukkan kemampuannya untuk kepentingan sendiri.
Banyak orang juga selalu mengatakan, diatas langit masih ada langit.
Kisah nyata ini terjadi di China, terjadi pada seorang wanita yang bernama Li Jin-Lan.
Jin-Lan adalah seorang pelayan di hotel itu dan di posisinya saat itu, gajinya cukup besar.
Bahkan diantara teman-temannya, Jin-Lan memiliki gaji sekitar 2-3 kali teman-temannya.
Tidak hanya itu, angka yang ada ini hanyalah gaji pokok, belum termasuk tips yang biasa diberikan oleh para tamu.
Jin-Lan memang terkenal cantik, memiliki postur tubuh yang baik, dan pintar. Tapi tidak jarang dia kurang disukai oleh teman-temannya karena kesombongannya.
Setiap kali Jin-Lan keluar dengan teman-temannya, dia selalu menyombongkan pekerjaannya.
Sampai suatu hari salah seorang temannya berkata, "Jangan sombong. Harus ingat diatas langit masih ada langit. Kalau kamu sombong, kamu tidak akan berakhir baik di pekerjaan ini." Tapi dia tetap tidak mendengarkan kata-kata ini.
Suatu hari saat Jin-Lan sedang bekerja, datanglah seorang kakek tua dengan baju yang sederhana sambil berkeringat ke dalam hotel, masuk ke restoran hotel dan duduk disana.
Jin-Lan yang melihat ini langsung mendekatinya sambil berpikir, "Orang ini tua, bajunya kmuh, pasti dari desa."
Dia kemudian sampai di meja tempat si kakek duduk dan bertanya, "Kakek, anda pasti datang untuk makan bukan?" Kakek itu kemudian hanya mengangguk.
"Apa yang ingin anda pesan?" tanya Jin-Lan.
"Air putih dulu aja."
"Maaf, restoran kami ini tidak ada air putih, hanya ada bir dan minuman lain."
"Restoran ini nggak ada air putih?" dengan tatapan bingung kakek ini memandang Jin-Lan.
"Saya nggak biasa minum minuman lain. Saya nggak pesan dulu deh." Kata kakek ini lagi.
"Jadi anda ini mau makan nggak? Kalau nggak mau makan, jangan duduk aja disini. Nanti anda mengganggu orang lain dan memakan tempat untuk orang lain!"
Kakek tua ini kemudian berkata sambil tertawa, "Hai anak muda, idemu cukup menarik. Memang benar, tampaknya sudah seharusnya orang-orang datang ke hotel untuk makan."
"Kalau gitu anda pesanlah makanan. Kalau nggak anda ini sedang mengambil jatah tempat duduk orang lain." Sebenarnya, waktu itu pengunjung tidak banyak dan masih banyak tempat kosong, Jin-Lan berkata seperti itu karena dia tidak suka dengan kehadiran orang tua ini.
"Baiklah-baiklah. Sini saya pesan."
Sesaat kemudian, prak! Sebuah buku menu yang tebal ditaruh di depan si kakek dan tanpa mempedulikan hal itu, kakek tua ini kemudian membuka-buka halamannya.
Sambil memasang raut muka yang tidak enak, Jin-Lan menunggu dan berpikir, "Orang tua kayak gini, pasti nggak bisa pesan apa-apa. Lihat aja, setiap menunya semahal itu."
Tidak lama kemudian salah seorang pelayan yang lain datang dengan membawa air putih, dia berkata, "Eh, Jin-Lan, kamu disini. Tuan, maaf, saya bawakan air, silahkan tuan duduk dan lihat menu kami pelan-pelan."
Melihat itu Jin-Lan langsung berpikir, "Huh. Kalau aku jadi dia, air putih pun nggak akan kukasih ke orang yang nggak bisa bayar apa-apa."
Kemudian dia berkata, "Gimana tuan? Apakah anda sudah mau memutuskan? Atau anda tidak bisa membeli apapun? Kalau anda tidak bisa bayar, harap jangan habiskan waktu kami disini."
Orang tua itu tertawa, kemudian berdiri, dan berkata, "Anak muda, buku yang baik tidak bisa dinilai dari sampulnya. Kalau memang jodoh, 2 orang pasti akan bertemu lagi." Kakek ini kemudian berjalan pergi.
"Ya ya baiklah terima kasih atas kata-kata bijakmu. Saya tidak tertarik."
"Udah miskin, lusuh, tua, masih mau datang kesini untuk makan, kamu nggak akan sanggup makan apapun di tempat ini!" Kata Jin-Lan saat kakek itu berjalan ke arah pintu.
Tidak lama kemudian pelayan yang tadi membawakan air datang dan berkata, "Tuan, terima kasih atas kunjungan anda. Hati-hati di jalan. Jin-Lan, sudahlah. Orangnya juga sudah pergi..."
Gadis yang bernama Ya-Nan ini kemudian membereskan segala sesuatunya dan kembali ke posnya.
Ya-Nan ini adalah seseorang yang berasal dari sebuah desa miskin dan berusaha keras untuk memperoleh kehidupan yang lebih layak.
Dia terkenal sebagai pelayan yang sangat ramah dan sangat baik hati terhadap setiap pelanggan.
Akhirnya beberapa hari kemudian, datanglah segerombolan orang dengan mobil mewah di depan hotel.
Semua manager yang ada di hotel langsung keluar, memanggil semua pegawai untuk datang menghadap direktur hotel yang selama ini belum pernah mereka temui.
Begitu sang direktur sampai di pintu, semua manager berteriak, "Salam, Bapak direktur! Terima kasih untuk kehadiran anda!"
Saat itu, semua pegawai termasuk Jin-Lan berpikir, mereka harus berbuat baik dan berlaku baik di hadapan direktur supaya mereka mendapat gaji lebih.
Saat manager menyambut direktur itu, dia berkata, "Tuan Li. Lama tidak berjumpa. Sudah lama saya mendengar nama besar anda." Tuan Li kemudian bertanya, "Kamu manager disini? Terima kasih buat sambutannya."
Kemudian setelah semua orang berkumpul, manager meminta Tuan Li untuk menyampaikan kata sambutan.
Saat Tuan Li berjalan ke tengah setiap pegawai, Jin-Lan yang saat itu juga ada disana kaget setengah mati. "Kenapa bisa dia?! Dia orang tua yang waktu itu aku usir!"
Tuan Li berkata, "Dulu waktu aku pertama kali wirausaha, saya mulai dari penginapan kecil. Setelah penginapan saya semakin besar, mulailah orang-orang menginvestasikan harta mereka ke saya.
Akhirnya setelah waktu panjang dan bantuan dari banyak orang, saya berhasil membangun hotel ini. Banyak hal-hal sulit yang saya alami, tapi saya berhasil sampai ke tahap ini.
Saya yakin usaha dan perjalanan anda tidak mudah. Tapi tidak ada yang mustahil. Kita semua satu keluarga di tempat ini, kalau ada apa-apa jangan malu-malu untuk meminta bantuan.
Saya juga memohon kerjasama kalian. Terima kasih."
Dia kemudian berkata, "Saya juga sudah tidak muda lagi. Mungkin perlu asisten pribadi untuk membantu saya dalam kehidupan sehari-hari. Manager, apakah kamu mau menyarankan seseorang untuk jadi asisten pribadi saya?"
Manager kemudian berkata, "Satu kehormatan yang sangat besar. Mungkin saya bisa menyarankan..."
Katanya sambil menunjuk Jin-Lan. Tapi tanpa mengedipkan mata dan tanpa mempedulikan perkataan manager, Tuan Li kemudian buang muka, melihat ke arah Ya-Nan.
"Hai anak muda, siapa namamu?"
"Bapak direktur, saya Ya-Nan."
"Baiklah anak muda, kamu yang akan jadi asisten pribadi saya."
"Terima kasih Pak Direktur!" Ya-Nan merasa semua ini mimpi. Dia tidak pernah menyangka kalau dia akan mendapat kehormatan seperti ini.
Tuan Li kemudian berkata lagi, "Ya-Nan terlihat lelah, pak manager, biarkan dia beristirahat selama beberapa minggu sebelum membantu saya.
Kemudian untuk gadis kecil yang ada disana," Katanya sambil menunjuk Jin-Lan, "Kamu juga terlihat sangat lelah, manager, biarkan dia juga beristirahat. Carilah orang lain sampai kita membutuhkan dia lagi."
ingatlah... jangan pernah meremehkan orang lain dan menyombongkan diri sendiri....